Bagi anda yang menyukai cerita Gairah Malam, saya sengaja menyajikan cerita ini yang saya ambil dari temen-temen blogging, ingat jauhkan teman wanita anda bila anda sedang membaca cerita ini, hehe.
Aku adalah
seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage.
Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku
mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang
sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.
Cerita ini berawal saat aku pulang kerja
sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya
sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu
lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan
untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.
“Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?”
“Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”.
“Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia
mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”.
Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan
mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai
mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum
melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.
“Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok,
kasihan Tika jalannya pincang”.
“Ngaak usah den, simbok..”.
“Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
“Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”.
Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk
mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang aku
kasihan kepada mereka.
“Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
“Tapi ndoroo..”.
“Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika”.
Dari informasi yang aku dapatkan didalam
mobil selama perjalanan pulangp, simbok ini ternyata ditinggak suaminya saat
mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini
yang ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Tika
umurnya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedangkan
Intan hanya sempat menikmati bangku SD kelas 4.
Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan
kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Tika
dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya
ya tetap yang tadi. Padahal baju yang dipakai ketigany sudah tidak layak untuk
dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan
Tika dan Intan sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang
kebetulan hari minggu, aku memang mempunyai rencana membelikan baju untuk
mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang nggak bisa melihat ada orang lain
menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang memiliki jiwa sosial
yang tinggi.
“Tika dan juga kamu Intan makan yang
banyak ya.. biar cepet gede..”.
“Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah
2 hari nggak makan”.
“Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini”.
*****
Mulai dari sinilah awal dari petualangan
seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar
belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang
membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Ketika
aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku
melihat daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik
daster itu, Mbok inemku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD
nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang
tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan kontolku yang masih perjaka
ini langsung berontak.
Setelah agak tenang, tanganku langsung
bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah puas mengelus pahanya,
aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau
muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang
kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan
jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah
berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan
ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga
tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku dan mulai aku
gesek-gesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun.
Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga
teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya
sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena
takut Mbok Inem akan bangun.
Sedang asyik-asyiknya aku mengocok
kontolku, si Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika sempat mau teriak dan
untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam. Setelah
Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika
yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang
mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil
melakukan aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang benar-benar
polos, dan aku lihat sesekali Tika melihat mataku terus berpindah ke paha
ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu,
aku tidak tahan lagi, dan akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku
menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.
Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika
menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah aku tanpa
sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD.
Saat aku sedang melihat memeknya Tika, dia bilang..
“Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget
mendengarnya.
“Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”.
“Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar
mandi..”.
“Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”.
Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet
di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Tika aku suruh jongkok
didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni
yang keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah
acara pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku.
Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
“Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti memeknya Tika bau lho.. Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok
disini ya.. sama ndoromu ini..”.
Kemudian Tika aku angkat dan mulai aku
baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya,
pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat
tanganku mengelus pahanya..
“Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”.
“Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis
kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu
polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.
Pembaca.. gimana udah belum
ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku terusin ceritanya.
Kemudian aku jongkok diantara kakinya
dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang. Sekarang
terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir
kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan,
terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh
maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak
isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa
pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.
Tangankupun mulai mengelus memek
keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik
clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama
ibunya.
“Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
“Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam
saja yaa..”.
“Inggiih.. Ndoro..”.
Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan
bau pipisnya Tika.
“Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”.
Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku
kocok-kocok dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat
pantatnya.
Aku pun mulai menyedot memeknya Tika
dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya
digoyang kekanan kiri.
“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”.
Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan
tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan
akhirnya..
“Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”.
Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga
untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini
dikeluarkannya.
Setelah kujilati dan kuhisap sampai
bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini.
“Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya
Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut
Ndoro..”
“Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.
“Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.
“Iya Ndoro..”.
Akhirnya aku keluarkan kontolku yang
sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari CDku, Tika yang masih
terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika
agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku
kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
“Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!.
“Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang
diurut.
“Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
“Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti
Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.
“Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.
Tika pun jongkok diantara pahaku dan
mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan
kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku
lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas
dengan keras.
“Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.
Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku
tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan
sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya “.. croot.. croot.. croot..
cruut..!”
Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes
keluar dari mulutnya.
“Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika
sampai mau muntah..”.
“He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak
amis Ndoro..”.
Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku
fitnes. Menuku setiap hari : susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah,
dan juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental
dan agak amis.
Kemudian aku peluk bidadariku kecilku
ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika
memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku
kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus
terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
“Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..”
“Mau Ndoro..”.
Setelah aku siap, pahanya aku
kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke
lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
“Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”
Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap,
aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang
aku yakin itu adalah selaput daranya.
“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir
mungilnya.
“Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat
masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro..
ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika.
“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih…, aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya
Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun
kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang
hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan
menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku
hingga terlepas dari kaitannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.
Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan
vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun
mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh
pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya
mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para
pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang
“itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu,
terusin aja sambil membaca ceritaku ini.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo..
ahh..”
“Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..”
“Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan
orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
“Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur
kok..”.
Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya
aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku
menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai
mempercepat sodokan kontolku.
“Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”.
“Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
“Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan
“croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku
kedalam rahimnya.
Aku cabut kontolku dari memek
tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar
dari liang kemaluannya.
“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat
Ndoro..”.
“Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini
Ndoro kelonin..”.
“Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok..”.
Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan
sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis
kecilku. Aku dan tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.
cerita yang bagus dan menarik
BalasHapuscerita yang luar biasa, kunjungan balasan ya ke blog saya www.goocap.com
BalasHapuscerita yang bagus
BalasHapusluar. biasa ceritanya, aku sangat tertarik.
BalasHapushttp://www.bebasbayar.com/?b=477bc7ba
* Jual Obat Aborsi,,
BalasHapus* Obat Penggugur Kandungan Janin,,
* Obat Penggugur Kandungan,,
* what I have read on this page is enough to make me satisfied can menik die this article thanks greetings *